“Rp250 Ribu Modal, Rp560 Ribu Omzet: Kue Pukis Abner Kawai Tak Main-Main”

Abner Kawai, pejuang kue pukis di Pasar Pharaa Sentani, Kelurahan Hinekombe Distrik Sentani Kabupaten Jayapura. Kamis, 26/6/2025 (foto; Dani)


SENTANI Suaracycklops.com 
Di tengah riuhnya aktivitas pasar Pharaa Sentani, seorang pria asli Papua berdiri teguh di bawah tenda kecilnya. Namanya Abner Kawai, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) asal Kampung Bambat, Sentani Barat. Setiap hari, ia memproduksi dan menjual kue pukis—kue tradisional manis yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.

Sudah hampir satu tahun lamanya Abner menjalankan usaha ini secara mandiri. Dengan menggunakan 6 kilogram adonan yang ia racik sendiri setiap pagi, Abner mampu menghasilkan puluhan kotak kue pukis yang disusun rapi dalam mika bening. Dari produksi harian tersebut, pendapatannya bisa mencapai lebih dari Rp560.000 per hari, dengan modal harian sekitar Rp250.000.

“Kalau dihitung-hitung, keuntungan bersih saya bisa sampai Rp250.000 per hari. Semua saya kerjakan sendiri,” ujar Abner dengan senyum penuh syukur.

Kue pukis buatan Abner dijual dalam dua bentuk. Untuk penjualan satuan, satu potong (dua bagian kecil) dihargai Rp2.000. Sementara dalam kemasan kotak mika, berisi lima potong (sepuluh bagian kecil), dijual dengan harga Rp10.000 per kotak.

Meski usahanya terbilang sukses, Abner mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik dari tingkat distrik maupun dinas terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM.

“Sampai sekarang belum ada bantuan dari pemerintah. Saya pakai modal sendiri terus,” ungkapnya.

Abner juga dikenal sebagai pedagang yang dermawan dan loyal kepada pelanggan. Ia bercerita bahwa saat ada pembeli dari gereja yang memesan enam kotak pukis, ia menambahkan satu kotak secara cuma-cuma sebagai bentuk inisiatif dan terima kasih.

Saat ini, penjualannya masih dilakukan secara langsung dan belum menjangkau sistem pemesanan online. Namun, Abner tidak menutup kemungkinan untuk berkembang lebih jauh di masa depan.

Harapan untuk Pemerintah dan Masyarakat Papua

Sebagai orang asli Papua, Abner berharap pemerintah lebih memperhatikan pelaku usaha kecil seperti dirinya, agar bisa mendapatkan akses modal dan pelatihan usaha yang layak.

“Saya mohon kepada pemerintah, khususnya Dinas Koperasi dan UMKM, supaya kami pelaku usaha kecil bisa diberi perhatian dan modal. Kami ingin berkembang lebih luas lagi,” pintanya.

Lebih dari sekadar menjual makanan, Abner membawa misi sosial bagi masyarakat Papua.

“Saya ingin mengajak semua orang Papua, terutama anak-anak muda, untuk bangkit dan tunjukkan kreativitas. Kita bisa berjualan, kita bisa bangun ekonomi sendiri lewat usaha makanan,” katanya.

Sosok Abner Kawai adalah cerminan semangat juang pelaku UMKM Papua yang tak hanya bekerja untuk hidup, tapi juga berjuang untuk harga diri, kemandirian, dan masa depan. Dari lapak kecil di pasar Pharaa Sentani, ia membuktikan bahwa kue pukis bisa menjadi jembatan harapan bagi kesejahteraan masyarakat Papua. (DanTop) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dua Pekerja Bangunan Ditembak di Kompleks Gereja GKI Imanuel Air Garam, Jayawijaya

"Jembatan Kali Biru Jadi Saksi: Serka Segar Maulama Gugur Ditembak OTK"

Dua Pengedar Ganja Ditangkap di Kampung Demta, Barang Bukti Diamankan